RUDI BENTO ( benar benar tobat )
Image by Cool Text: Logo and Button Generator - Create Your Own Logo

Rabu, 28 Maret 2012

MELUPAKAN MANTAN

Mudah-mudahan sedikit tips di bawah ini bisa membantu sahabat untuk melupakan sakit hati kepada “sang mantan.”
 
 
Mungkin kata yang paling tepat adalah Memaafkan bukan melupakan. Cara yang terbaik untuk memulihkan rasa kecewa kita adalah dengan memaafkan, karena melupakan dengan menyimpan segudang tanya, amarah dan sakit hati akan sangatlah sulit dilakukan. Maafkan lalu ikhlaskan, Insyaallah hati akan menjadi lebih tenang.
Singkirkan semua hal yang dapat mengingatkan kita pada sosoknya. Foto, pernak-penik, pokoknya segala sesuatu yang jika kita melihatnya itu akan membuat kita kembali kangen dan sedih. Lagipula tidak baik menyimpan foto pria/wanita yang bukan mahram kita, kalau dia sudah punya pasangan lain gimana? Kan malah jadi malu-maluin dan bisa lebih sakit hati lagi nanti.
Isi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat. Banyak bersosialisasi, silaturahmi ke tempat teman yang sudah lama tidak di kunjungi, ke tempat saudara, berwisata dengan keluarga, ketempat-tempat pengajian, majelis-majelis dzikir. Mengembangkan hobi, baca buku, nulis cerpen, belajar masak. Pokoknya manjain diri deh (jangan cuma bisa manjain pacar aja, apalagi ujung-ujungnya “kayak gini” hadeeuh…)
Jangan menghibur diri dengan lagu-lagu picisan, lagu-lagu sedih, musik-musik yang melenakan, bukannya terhibur malah bisa bikin tambah larut dalam kesedihan nanti.
Curhat sama ortu/sahabat yang kita percaya bisa memberikan solusi terbaik atau yang lebih baik lagi curhat sama Allah, jangan curnat di fb, karena gak semua orang boleh tau masalah kita dan karena gak semua orang bisa memberikan solusi, salah-salah nanti malah diketawain sama mereka…xixixi :D
Ingatlah, bahwa yang kita tangisi adalah bukan orang tua kita juga bukan saudara kita, dia hanyalah orang lain yang kebetulan mampir dalam kehidupan kita, dan mungkin saat ini Allah sedang mencarikan pengganti yang lebih baik, jadi untuk apa bersedih jika kita akan mendapatkan ganti yang lebih baik?
Dalam suasana hati yang sedang sedih, kalut, atau mungkin “desperado” (huaduh sampe segitunya), acapkali kita banyak melamun. Nah disaat fikiran kosong seperti itu, lafadzkan dzikir “LA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH” (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah) sambil duduk, saat berjalan, dikala sendiri ataupun dalam keramaian. Isi kekosongan hati dan fikiran kita dengan banyak berdzikir, baik dengan lisan maupun dengan hati agar syaitan tidak dapat mengisi kekosongan hati dan fikiran kita.
Jangan suka menyendiri/mengurung diri dalam kamar. Hati-hati! Dalam keadaan labil dan kosong syaitan bisa mengambil alih fikiran kita. Mohonlah selalu perlindungan Allah SWT.
Selalu berbaik sangka kepada-Nya, karena Allah tidak mungkin menzhalimi hamba-hamba-Nya, apa yang nampak baik di mata kita belum tentu baik di “mata” Allah.
Menjadi jomblo tidak selamanya menjadi “nightmare”, lebih baik menjomblo daripada pacaran hanya untuk mengejar status “not available”, dan akan lebih baik lagi menikah dari pada terus-menerus pacaran yang sudah jelas-jelas di haramkan karena dekat dengan zina.
Perbaiki kualitas ibadah kita, dan isi kekosongan hari-hari dengan memperbanyak ibadah yang wajib maupun yang sunnah. Insyaallah setelah gelap terbitlah terang atas seizin Allah SWT karena duka tidak akan selamanya menjadi duka, dan di dunia ini tidaklah ada yang kekal termasuk kesedihan kita.
Apakah pernah kita menangisi dosa-dosa kita? Tidaklah pantas menangisi orang yang belum halal untuk kita sedangkan kita tidak pernah menangisi dosa-dosa yang pernah kita lakukan pada Allah. Apalah yang telah dia lakukan dibanding dengan segala nikmat dan pemberian yang Allah berikan untuk kita selama ini, jadi kenapa kita harus menangis bukankah Allah yang telah mencukupi kebutuhan kita selama ini?
Bersabarlah, mungkin ini adalah cara Tuhan agar dapat lebih dekat dengan hamba-Nya, setelah sekian lama kita melupakan-Nya, karena orang-orang yang bersabar adalah lebih dekat dengan ALLAHnya.
 
By. Bento ngopy.com

Cemburu itu Tanda Cinta

Siang itu salah seorang istri Rasulullah SAW menghadiahkan semangkok roti dicampur kuah kepada beliau. Rasulullah SAW saat itu sedang di rumah Aisyah ra. Tanpa diduga, Aisyah menepis tangan pembantu yang membawa mangkok berisi roti tersebut, sehingga mangkok itupun jatuh dan pecah.

Melihat kejadian itu, Rasulullah SAW pun bergegas memunguti roti yang tumpah itu dan meletakkan kembali di atas mangkok yang lain seraya berkata: “Pergilah. Ibu kalian sedang cemburu.”

Suasana hati Aisyah mendadak berubah saat melihat istri Rasulullah SAW yang lain menghadiahi beliau semangkok roti kuah. Kaldu yang penuh rasa rindu itu seperti tersayat sembilu. Jiwanya yang penuh dengan cinta terluka. Rasa cemburu memenuhi ruang-ruang jiwa menepikan cinta. Sebagaimana manusia biasa, Aisyah tak kuasa membendungnya. Ia tak mampu menahan rasa cemburu yang mengalir deras menerpa jiwanya.

Cemburu yang mendera jiwa adalah fitrah. Cemburu bisa melanda jiwa semua manusia. Ia tak bisa dihilangkan termasuk oleh wanita mulia sekelas Aisyah sekalipun.

Cemburu biasanya bermula dari cinta yang membara. Bila dikelola dengan baik, cemburu bisa menyebabkan cinta terus menyala. Cemburu membuat kita dapat merasakan indahnya cinta. Karena cemburu adalah tanda cinta. Cinta sejati selalu membuat pemiliknya tak rela belahan jiwanya bergerak ke lain hati. Demikian pula dengan cinta milik wanita. Bahkan wanita senantiasa menginginkan cinta yang utuh. Wanita selalu mengharap cinta yang tanpa sisa.

Hati ibunda Sarah pun pernah didera rasa cemburu. Setelah sekian tahun merajut cinta, nabi Ibrahim as dan ibunda Sarah tak kunjung dikaruniai buah hati. Karena itu ibunda Sarah meminta sang belahan hati untuk melabuhkan cintanya pada jiwa dan raga Hajar, budak setia mereka berdua. Namun saat Hajar melahirkan buah cinta untuk nabi Ibrahim, rasa cemburu menyeruak masuk ke dalam hati ibunda Sarah. Sehingga walau ia yang menghadiahkan Hajar untuk sang suami tercinta, Sarah tak kuasa membendung rasa cemburu yang menerpa jiwanya. Sarah tak rela nabi Ibrahim as berbagi cinta di hadapan jiwanya. Karenanya nabi Ibrahim as kemudian memindahkan Hajar ke Mekkah.

Hati dan jiwa lelaki pun tak suci dari rasa cemburu. Bahkan rasa cemburu adalah ciri cinta milik pria sejati. Lelaki sejati akan senantiasa memendarkan cahaya cinta yang menerangi pelabuhan cintanya hingga tak akan pernah menerima bahtera cinta yang lain. Ia akan selalu menjadi sandaran hati sang istri hingga tidak akan pernah ada sisa cinta untuk laki-laki yang lain. Karenanya rasa cemburu akan segera memenuhi relung-relung hatinya saat ia merasa ada yang mengusik belahan jiwanya.

Rasa cemburu yang menderu itulah yang menyebabkan Umar bin Khatab ra tak berkenan istrinya shalat berjamaah di masjid. Hatinya tak kuasa melihat lelaki lain memandang wanita yang dicintainya itu. Melihat masam sang suami, istri mulia itu pun berkata, “Kalau engkau tak berkenan aku shalat berjamaah di masjid, aku tidak akan melakukannya lagi.” Namun Umar terdiam seribu bahasa karena ia mengetahui bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian menghalangi hamba-hamba Allah yang wanita untuk mendatangi masjid-masjid Allah.”

Mengingat rasa cemburu adalah salah satu tabiat kemanusiaan kita, ia tidak akan bisa dihilangkan dari dalam jiwa kita. Kita tak mungkin menghapusnya dari dalam hati kita. Dengan demikian kita harus mengelolanya. Kita harus menjadikan rasa cemburu itu menyebabkan cinta kita kepada belahan jiwa kita terus menyala-nyala. Rasa cemburu itu harus mampu membuat kita merasakan indahnya bercinta dengan kekasih kita. Belahan hati kita harus mengerti bahwa kecemburuan kita padanya adalah bukti cinta sejati kita kepada dirinya.[]

Minggu, 11 Maret 2012

Yakin akan kekuasaan Allah SWT



Banyak diantara kita ketika tertimpa suatu musibah atau permasalahan pasti akan mengeluh, entah itu mengeluh kepada teman, saudara, bahkan ke Allah sekalipun. Semua itu sah-sah saja, yang tidak diperbolehkan oleh agama adalah berburuk sangka terhadap rencana-rencana Allah yang diberikan kepada kita.
Di lain kasus, ketika Allah SWT memberikan kita kebahagiaan, kesuksesan baik dalam karir ataupun harta kita sering lupa bersyukur kepada Allah SWT. Jangankan bersyukur dengan sesuatu yang besar (bersedekah, berzakat, atau berbagi rizki dengan orang lain), bersyukur hanya dengan mengucap Alhamdulillah saja sangat jarang terjadi.
Allah mempunyai rencana dibalik apa yang diberikan kepada kita. Allah maha mengetahui terhadap apa yang kita butuhkan, walaupun kadang itu tidak sesuai dengan keinginan dan harapan kita. Ketika Allah memberikan sakit pasti ada hikmah di balik sakit kita, mungkin Allah menginginkan kita menjadi hamba yang lebih sabar, atau Allah mengetahui apa yang diinginkan tubuh kita yaitu beristirahat sehingga sel-sel di dalam tubuh kita menjadi lebih segar, lebih bugar, dan ketika kita sembuh bisa melakukan aktivitas dengan lebih baik lagi.
Dulu ketika saya memutuskan untuk keluar dari perusahaan tempat saya bekerja banyak yang bertanya-tanya kepada saya, kenapa keluar? padahal disana kamu sudah jadi pegawai tetap, kenapa harus mengambil resiko keluar dan memulai dari awal lagi? Ya waktu itu saya hanya bisa jawab it’s all about family, dan toh rejeki itu yang ngasih bukan perusahaan itu? rizki itu datangnya dari Allah dan saya meyakini itu. Akhirnya saya keluar dan setelah beberapa waktu hikmah itu kelihatan seperti, istri saya diterima kuliah dan harus sering berangkat pagi-pagi sekali sehingga kalau saya di perusahaan dulu(dimana saya harus sering pergi-pergi keluar kota), bisa dipastikan istri saya akan ketinggal kuliahnya karena harus merelakan waktunya untuk mengurus anak saya yang masih kecil. Dari perpindahan itu saya bisa memberikan rizki dan waktu yang lebih mencukupi buat keluarga saya (yang dulu sulit diperoleh oleh anak dan istri saya), dan masih banyak hikmah yang lainnya.
Seiring berjalannya waktu kata-kata teman saya terbukti, bahwa terjadi sedikit cobaan di perusahaan tempat saya bekerja yang akhirnya membuat saya harus berusaha mencari tempat lain dan dari nol lagi di tengah bayangan bagaimana memberi nafkah kepada keluarga sebelum saya dapat kerja di tempat lain. Tapi saya yakinkan pada hati saya  bahwa Allah akan memberikan jalan yang terbaik kepada saya dan keluarga, dan Alhamdulillah pertolongan itu tiba tidak lama setelah terjadi cobaan itu, dan dengan kondisi yang jauh lebih baik.
Itu sedikit sharing atas apa yang saya alami sendiri semoga bisa menjadi bahan renungan bagi kita bersama bahwa kita harus yakin dengan kekuasaan Allah SWT dan apa yang Allah rencanakan kepada kita. Yang masih belum bekerja yakinlah bahwa Allah pasti akan memberi yang terbaik, mungkin Allah menginginkan anda menjadi wiraswasta, atau mungkin Allah ingin menguji kesabaran anda, dan mungkin-mungkin yang lain. yang ingin berpindah kerja karena sesuatu hal yakinlah akan rizki datangnya dari Allah, yang sedang diuji dengan sakit yakinlah bahwa ketika Allah memberikan sakit maka Allah jugalah yang memberikan kesehatan, ambillah hikmah dari rasa sakit itu(mungkin kita kurang sedekah, atau mungkin kita terlalu memforsir tubuh kita, dsbnya).
Tetapi satu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah berusaha. Berusahalah semampu kita sekuat tenaga kita, perbaiki wawasan keilmuan, dan mintalah pertolongan hanya kepada Allah(dengan penuh keyakinan dan keimanan) serta perbaiki ibadah, setalah itu apapun yang terjadi (setelah kita berusaha), yakinlah dengan apa yang diputuskan Allah kepada kita.

Kamis, 01 Maret 2012

TERNYATA KACANG LUPA KULITNYA ITU BENAR ADA

Pepatah yang mengatakan “Bagai kacang yang lupa kulitnya” adalah sebuah ungkapan tentang perbuatan atau sikap seseorang yang terlalu sombong sehingga melupakan asal usulnya atau lata belakangnya.Kalo Asal ga boleh Usul, kalo Usul ga boleh Asal-asalan……..
He…he…itu sih ga nyambung yah…… kembali ke soal Kacang yang lupa ama kulitnya………
Peribahasa ini memang ternyata berlaku juga dalam kehidupan sehari-hari kita.
Banyak orang yang sudah melupakan asal usulnya karena keberhasilan mereka saat ini.
Contoh yang mudah diingat di negeri ini adalah para pelaku politisi negeri kita. Mereka diawalnya selalu menjanjikan sesuatu, tetapi setelah berhasil, mereka terkadang lupa dengan janji-janjinya.
Tapi ini lain masalahnya, ada juga orang yang melupakan jatidiri sebenarnya, karena mungkin aslinya mereka berasal dari kalangan keluarga tidak mampu.
Contoh yang terakhir ini banyak terdapat disekitar kita. Banyak orang yang melupakan siapa dia sebenarnya, berasal ari mana dia sebenarnya, sehingga mereka tidak lagi hormat dan respeck terhadap keberadaan para leluhurnya.
Nama di kampungnya Siti, tapi setelah merantau ke kota dan berhasil, langsung ganti nama jadi Novi, dan mulai melupakan asalnya. Atau paling tidak menutup-nutupi jatidiri sebenarnya, karena takut ketahuan oleh orang lain.
Ada juga orang yang karena pertemanan, kemudian diajak untuk bekerja, dan menimba ilmu sama-sama dalam pekerjaan, sehingga akhirnya dia memiliki kemampuan dan ketrampilan yang berlebih.
Akhirnya dia menjadi orang yang sukses dan berhasil dalam kariernya, tapi mulai melupakan siapa yang pertama kali mengajak dia untuk bekerja. Kalo saja dulu dia tidak diajak bekerja oleh temannya, mungkin saat ini hidupnya masih saja miskin.
Itulah, bagai kacang lupa kulitnya……
Jadi memang benar pepatah tersebut adalah nyata ada dalam kehidupan kita sehari-hari bahkan berada di sekitar kita didalam lingkungan kita sendiri.
Pernahkah anda melihat orang seperti itu di lingkungan anda? Atau anda anggap seseoarang telah sesuai dengan kriteria pepatah tersebut?
Bagai Kacang Lupa Kulitnya……….
Saat ini sudah semakin jarang orang berprilaku seperti ilmu padi, semakin berisi semakin menunduk.
Semakin berilmu, justru seharusnya membuat orang itu semakin mengenal lingkungannya tempat dia berada, dan semakin mengenal juga siapa dia sebenarnya.
Inilah yang seharusnya kita instrospeksi diri terhadap kita sendiri, benarkah kita sudah melupakan asal usul kita, siapa kita sebenarnya, dari mana kita berasal.
Walalu bagaimanapun juga, seberapa hebatnya kita saat ini, seberapa suksesnya kita saat ini, dan seberapa kayanya kita saat ini, semua itu tidak akan mungkin terjadi tanpa ada yang melakukan sebelumnya.
Pastinya adalah orang tua kita, leluhur kita, sesepuh keluarga kita, tempat dimana kita dilahirkan, sahabat-sahabat masa kecil kita yang dulunya tanpa kita sadari telah membuat kita seperti saat ini.
Jadi dengan kita selalu bersyukur atas apa yang telah kita peroleh saat ini dan apa yang telah membuat ini semua terjadi, maka diharapkan kita akan selalu mengingat siapa kita sebenarnya, dari mana kita sebenarnya.

by. Bang Andi Dimitri.

BERBOHONG UNTUK KEBAIKAN

Pada suatu hari, Nabi SAW sedang duduk, lalu melintaslah seseorang yang sedang berlari-lari, dia panik karena sedang dikejar oleh orang yang berniat buruk terhadapnya. dia yang melintas di depan Nabi SAW lalu berkata,"Tolong lindungi aku, aku sedang dikerjar orang"
Nabi SAW kemudian menggeser tempat duduknya. Orang itu lantas bersembunyi, tak lama kemudian orang yang mengejar tadi itu datang ke hadapan Nabi SAW lalu bertanya, "Ya Muhammad, apakah kau melihat orang yang kami kejar, berlari lewat sini?"
Nabi SAW lalu menjawab, "Sejak saya duduk disini, tidak ada orang yang melintas"
Kaum itu pun kemudian pergi.


Dari Ummu Kalsum binti ‘Uqbah r.a sesungguhnya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Bukanlah termasuk pendusta orang yang mendamaikan manusia. Ditambahnya yang baik atau dikatakannya yang baik”. (Bukhari)


Berdusta atau berbohong adalah satu sifat yang dikeji. Namun ada juga bohong yang yang bertujuan untuk mendamaikan orang yang bertelagah.

Umat Islam pada hari ini masih lagi terumbang-ambing, lemah, miskin dan berpecah belah meskipun Islam sesungguhnya amat menggalakkan perpaduan, kesatuan, persefahaman dan keharmonian dalam kehidupan sejagat.
Dalam erti kata lain, Islam melarang umatnya bergaduh, berperang apalagi bertengkar sesama sendiri sehingga melibatkan perbuatan mencederakan, membunuh dan sebagainya.

Inilah sebabnya mengapa Islam memuliakan seorang manusia yang berusaha untuk mendamaikan orang yang bertelagah meskipun terpaksa dilaksanakan dengan cara menipu (perkara yang harus) demi menjalinkan semula ikatan persaudaraan tersebut agar keadaan kembali menjadi aman dan damai.
 
Jadi, menipu atau berbohong yang bertujuan ke arah kebaikan tanpa ada sebarang niat lain melainkan kerana Allah adalah boleh.