Alon alon asal kelakon, kata orang Jawa dulu. Biar lambat asal selamat.
“Tergesa-gesa adalah termasuk perbuatan setan,” begitu kata Nabi (HR Tirmidzi)
Bukan akhlak seorang mukmin
berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya. Ketenangan
(sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa
(terburu-buru) adalah dari setan. (HR. Asysyihaab)
Sering orang naik
motor atau mobil dengan ngebut. Padahal bedanya paling cuma 15 menit
lebih cepat dibanding dengan mengemudi biasa sambil hati-hati. Namun
ngebut tersebut bukannya mempercepat, tapi justru bisa menimbulkan
masalah. Bisa tabrakan, bisa mati, atau paling tidak lecet.
Saat saya jalan pagi, ada pengendara
sepeda motor bukannya memperlambat motornya karena berada di pertigaan,
tapi justru menggas dan mempercepat jalan motornya. Tidak sampai 50
meter, ternyata di balik pertigaan muncul mobil kijang. Motor itu pun
menabrak mobil tersebut.
Bukannya
sampai di tujuan lebih cepat, pengemudi motor tersebut dimaki-maki
pengendara mobil yang ditabraknya. Pengemudi mobil mengambil kunci
motornya. Bukannya lebih cepat sampai (paling cuma 15 menit lebih
cepat), paling tidak pengendara motor tersebut justru kehilangan waktu
beberapa jam hingga hari untuk mendapatkan kunci motornya kembali.
Ada pula pengemudi motor yang mengebut.
Mobil yang mau berbelok ke kanan untuk masuk ke rumahnya, justru
berusaha disusul lewat sebelah kanan sehingga memakan jalur lalu lintas
di sebelahnya. Akibatnya motor pun menabrak mobil tersebut sehingga
mobil tersebut penyok berat di sisi pintu sopirnya.
Seorang wanita
yang membonceng di motor tersebut terjatuh ke aspal dan
berteriak-teriak kesakitan tidak bisa berdiri atau berjalan. Terpaksa
dimasukkan ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.
Itulah beberapa contoh akibat
tergesa-gesa atau ngebut. Bukannya cepat, malah celaka dan boros waktu.
Jangan tergesa-gesa. Jangan ngebut. Biasa saja dan tenang.
Dalam beribadah juga begitu. Tidak boleh
tergesa-gesa atau terburu-buru. Karena itu tidak akan membuat kita jadi
khusyuk. Tetaplah tenang meski sudah iqomah.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi saw
bersabda, “Apabila kamu mendengar iqamah, maka pergilah shalat
(berjamaah). Hendaklah kamu bersikap tenang dan tenteram, jangan
tergesa-gesa. Apa yang kamu dapati, shalatlah kamu bersama mereka; dan
apa yang terlewatkan (ketinggalan), maka sempurnakanlah.” [HR Bukhari]
Shalat hendaknya dilakukan dengan tenang
agar khusyuk. Ada tuma’ninah atau berhenti sebentar di tiap gerakan.
Tidak tergesa-gesa.
Abu Qatadah berkata, “Rasulullah
bersabda, ‘Apabila shalat didirikan, maka janganlah kamu berdiri
sehingga kamu melihatku (dan hendaklah kamu bersikap tenang).’” [HR
Bukhari]
Bahkan saat makan pun tidak boleh terburu-buru:
Anas bin Malik mengatakan bahwa
Rasulullah bersabda, “Apabila telah dihidangkan makan malam, maka
mulailah sebelum kamu shalat magrib. Janganlah kamu tergesa-gesa
terhadap makan malammu.” [HR Bukhari]
Ibnu Umar berkata, “Rasulullah bersabda,
‘Apabila makan malam telah dihidangkan dan iqamah untuk shalat telah
diucapkan, maka dahulukanlah makan malam dan jangan terburu-buru hingga
kamu selesai makan.” (Dan dalam satu riwayat: hingga ia menyelesaikan
keperluannya). [HR Bukhari]
Jika terburu-buru, selain bisa keselek
juga makanan tidak tercerna dengan baik dan bisa menimbulkan berbagai
macam penyakit bagi tubuh kita.
Dalam membaca Al Qur’an juga tidak boleh tergesa-gesa.
“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang
sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an
sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya
Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” [Thaahaa 114]
Manusia bersifat tergesa-gesa:
“Manusia telah dijadikan (bertabiat)
tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku.
Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.” [Al
Anbiyaa' 37]
Jika terburu-buru, sering kita zhalim kepada orang lain misalnya menyerobot antrian bahkan menabrak orang lain
hingga tewas. Lampu Kuning yang harusnya merupakan tanda/isyarat bahaya
agar berhenti, justru diterobos. Laju kendaraan justru dipercepat. Itu
semua tak lepas dari pengaruh setan dalam diri kita.
Semoga kita semua bisa terhindar dari sifat tergesa-gesa dan bisa jadi orang yang tenang dan sabar. Karena Allah bersama orang-orang yang sabar.
by. Mr. Bento
Tidak ada komentar:
Posting Komentar