RUDI BENTO ( benar benar tobat )
Image by Cool Text: Logo and Button Generator - Create Your Own Logo

Kamis, 29 Desember 2011

SIAPAKAH ORANG YANG BERILMU

Berhati-hatilah kamu terhadap orang yang mulia jika kamu menghinanya, dan terhadap si pencela jika kamu memuliakannya.

Waspadalah terhadap orang yang berakal jika kamu menyulitkannya, juga terhadap orang yang dungu jika kamu bergurau dengannya.

Berhati-hatilah kamu terhadap orang yang jahat jika kamu bergaul dengannya, dan bukanlah termasuk akhlak yang baik menjawab orang yang tidak menanyaimu, atau kamu bertanya pada orang yang tidak dapat menjawab, atau kamu berbicara dengan orang yang tidak mau diam untuk memperhatikan ucapanmu.

Sesungguhnya orang-orang salafus sholih yang terdahulu berhenti di atas dasar ilmu, dengan bashirah yang tajam menembus mereka, menahan dirinya, dan mereka lebih mampu dalam membahas sesuatu jika mereka ingin membahasnya.

Dan sungguh orang yang datang belakangan lebih banyak terfitnah dalam perkara ini. Mereka menyangka bahwa orang yang banyak ucapannya, debatnya ataupun bantahannya dalam masalah agama adalah orang yang paling berilmu dibanding orang yang tidak seperti itu, padahal itu sesungguhnya merupakan kebodohan yang nyata. Cobalah perhatikan para pembesar shahabat dan ulama mereka, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ali bin Abu Thalib, Mu'adz bin Jabal, Abdulah bin Mas'ud, dan Zaid bin Tsabit r.hum, bagaimana keadaan mereka, padahal ucapan mereka lebih ringkas dari ucapan Ibnu Abbas ra., dan mereka jelas lebih 'alim dibanding Ibnu Abbas ra.

Begitu pula dengan para tabi'in, ucapan mereka lebih banyak daripada ucapan shahabat, sedangkan para shahabat lebih 'alim dibandingkan mereka. Juga para tabi'ut tabi'in, ucaran mereka lebih banyak daripada ucapan para tabi'in, namun para tabi'in lebih berilmu daripada mereka.

Jadi jelaslah, bahwa ilmu tidak diukur dengan banyaknya periwayatan, apalagi pendapat, akan tetapi ilmu itu adalah cahaya yang diletakkan Allah ke dalam hati seorang hamba, sehingga ia dapat mengenal yang haq dan membedakannya dari yang bathil, serta mampu menerangkan yang haq itu dengan ungkapan-ungkapan yang ringkas dan tepat menurut tujuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar