Pepatah yang mengatakan “Bagai kacang
yang lupa kulitnya” adalah sebuah ungkapan tentang perbuatan atau sikap
seseorang yang terlalu sombong sehingga melupakan asal usulnya atau lata
belakangnya.Kalo Asal ga boleh Usul, kalo Usul ga boleh Asal-asalan……..
He…he…itu sih ga nyambung yah…… kembali ke soal Kacang yang lupa ama kulitnya………
Peribahasa ini memang ternyata berlaku juga dalam kehidupan sehari-hari kita.
Banyak orang yang sudah melupakan asal usulnya karena keberhasilan mereka saat ini.
Contoh yang mudah diingat di negeri ini
adalah para pelaku politisi negeri kita. Mereka diawalnya selalu
menjanjikan sesuatu, tetapi setelah berhasil, mereka terkadang lupa
dengan janji-janjinya.
Tapi ini lain masalahnya, ada juga orang
yang melupakan jatidiri sebenarnya, karena mungkin aslinya mereka
berasal dari kalangan keluarga tidak mampu.
Contoh yang terakhir ini banyak terdapat
disekitar kita. Banyak orang yang melupakan siapa dia sebenarnya,
berasal ari mana dia sebenarnya, sehingga mereka tidak lagi hormat dan
respeck terhadap keberadaan para leluhurnya.
Nama di kampungnya Siti, tapi setelah
merantau ke kota dan berhasil, langsung ganti nama jadi Novi, dan mulai
melupakan asalnya. Atau paling tidak menutup-nutupi jatidiri sebenarnya,
karena takut ketahuan oleh orang lain.
Ada juga orang yang karena pertemanan,
kemudian diajak untuk bekerja, dan menimba ilmu sama-sama dalam
pekerjaan, sehingga akhirnya dia memiliki kemampuan dan ketrampilan yang
berlebih.
Akhirnya dia menjadi orang yang sukses
dan berhasil dalam kariernya, tapi mulai melupakan siapa yang pertama
kali mengajak dia untuk bekerja. Kalo saja dulu dia tidak diajak bekerja
oleh temannya, mungkin saat ini hidupnya masih saja miskin.
Itulah, bagai kacang lupa kulitnya……
Jadi memang benar pepatah tersebut adalah
nyata ada dalam kehidupan kita sehari-hari bahkan berada di sekitar
kita didalam lingkungan kita sendiri.
Pernahkah anda melihat orang seperti itu
di lingkungan anda? Atau anda anggap seseoarang telah sesuai dengan
kriteria pepatah tersebut?
Bagai Kacang Lupa Kulitnya……….
Saat ini sudah semakin jarang orang berprilaku seperti ilmu padi, semakin berisi semakin menunduk.
Semakin berilmu, justru seharusnya
membuat orang itu semakin mengenal lingkungannya tempat dia berada, dan
semakin mengenal juga siapa dia sebenarnya.
Inilah yang seharusnya kita instrospeksi
diri terhadap kita sendiri, benarkah kita sudah melupakan asal usul
kita, siapa kita sebenarnya, dari mana kita berasal.
Walalu bagaimanapun juga, seberapa
hebatnya kita saat ini, seberapa suksesnya kita saat ini, dan seberapa
kayanya kita saat ini, semua itu tidak akan mungkin terjadi tanpa ada
yang melakukan sebelumnya.
Pastinya adalah orang tua kita, leluhur
kita, sesepuh keluarga kita, tempat dimana kita dilahirkan,
sahabat-sahabat masa kecil kita yang dulunya tanpa kita sadari telah
membuat kita seperti saat ini.
Jadi dengan kita selalu bersyukur atas
apa yang telah kita peroleh saat ini dan apa yang telah membuat ini
semua terjadi, maka diharapkan kita akan selalu mengingat siapa kita
sebenarnya, dari mana kita sebenarnya.
by. Bang Andi Dimitri.
by. Bang Andi Dimitri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar